Cerita Pendek (Cerpen)
Seribu Langkah untuk Cita-Citaku Aku hanya bisa termenung melihat temanku terbaring lemah di ruang UKS. Tubuhnya begitu lemah dengan pandangannya yang kosong. Aku takut, khawatir, sedih dengan apa yang telah menimpanya. Aku takut, hal yang buruk terjadi pada ingatannya. Tapi kuyakinkan diriku bahwa Mira, teman yang duduk sebangku denganku itu, baik-baik saja. “Mungkin dia masih syok dengan kecelakaan itu,” gumamku. Hampir satu jam pelajaran kugunakan untuk menemaninya di ruang UKS sebelum akhirnya aku kembali ke dalam kelas. Kekhawatiranku berkurang ketika melihat Mira tertidur lelap. Setidaknya, tatapan yang penuh dengan ketakutan itu agak berkurang. Saat itulah aku mulai tenang untuk meninggalkannya. Aku kembali ke dalam kelas dan mengikuti pelajaran selanjutnya. Kulihat bangku di sampingku yang kosong. Disana hanya terdapat tas Mira dan barang-barang dagangannya. Aku pun me