Puisi: Arunika
Arunika
Bagaimana fajar menyingsing,
indah bukan?
Siluet biru,
merah,
kuning,
oranye,
berpadu...
Padahal, belum lama pandangnya gelap.
Bagaimana udara di terbit pagi,
sejuk bukan?
Padahal, belum lama dinginnya merasuk sendi.
Jika mentari terbit tanda harapan,
tenggelam tanda kehampaan,
mengapa kita terlarut dalam kegelapan?
Kartini bilang, habis gelap terbitlah terang
Pun sebaliknya,
batasnya di cakrawala.
Ingatlah,
arunika tetap merona
di bumi,
di langit,
kan sama pandangnya.
Komentar
Posting Komentar